Minggu, 01 Desember 2013

INOVASI



Tantangan dan Instruktur Peluang Balai Latihan Kerja

Pendidikan/pelatihan pada implementasinya saat ini menghadapi banyak tantangan dan persoalan, antara lain bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan/pelatihan yang secara komulatif akan menuntut tersedianya sarana pendidikan/pelatihan yang memadai, berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menuntut adannya dasar-dasar pendidikan/pelatihan yang kokoh dan penguasaan kemampuan  terus-menerus, dan dengan demikian menuntut pendidikan/pelatihan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan/pelatihan seumur hidup (life long education). Selain itu juga akibat berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya , tetapi juga bisa berdampak sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusia.
Tantangan-tantangan itu akan terasa lebih berat karena adanya permasalahan yang datang dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan / pelatihan itu sendiri, antara lain sumbersumber yang semakin terbatas dan belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien, sistem pendidikan/pelatihan masih lemah dan tujuan masih belum jelas, kurikulum belum sesuai, relevan, suasana belum menarik. Juga karena pengelolaan pendidikan/pelatihan belum mantap dan belum peka terhadap perubahan  dan tuntutan zaman serta belum jelas dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan/pelatihan dan  interpretasinya.
Tantangan dan permasalahan yang ada memerlukan pemikiran yang mendalam dan pendekatan yang progresif harus didahului dengan percobaan dan tidak boleh dengan dan coba-coba. Gagasan baru yang ada harus mampu menyelesaikan masalah yang tidak terpecahkan dengan cara tradisonal merupakan inovasi pendidikan/pelatihan.
Inovasi pendidikan/pelatihan merupakan suatu perubahan yang secara secara kualitatif berbeda dengan yang sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan/pelatihan dengan peningkatan kompentisi.
Beberapa kunci inovasi pendidikan/pelatihan adalah :
Baru dalam inovasi dapat diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif berbeda dari sebelumnya.
Kualitatif berarti inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan/pelatihan. bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-unsur setiap komponen. Tindakan menambah anggaran belanja supaya lebih banyak mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan penting, bukan merupakan tindakan inovasi. Akan tetapi, tindakan mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat menjangkau sasaran siswa yang lebih banyak dan dicapai kualitas yang lebih tinggi adalah tindakan inovasi.
Hal yang dimaksud dalam definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan/pelatihan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau rangkaian ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap bercorak mental, sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yang diperbaharui ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan, peraturan norma, barang, dan alat.
Kesengajaan merupakan unsur perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini. Pembatasan arti secara fungsional lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik/pelatih agar kita kembali pada pembelajaran (learning) dan pengajaran (teaching), dan menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas ( gadgeteering ). Sering digunakannya kata-kata dan dikembangkannya konsepsi-konsepsi inovasi pendidikan/pelatihan dan kebijaksanaan serta strategi untuk melaksanakannya, membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan penyempurnaan pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi perseorangan belaka.
Meningkatkan kemampuan mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
Tujuan yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan dari inovasi itu sendiri adalah efisiensi dan efektivitas, mengenai sasaran jumlah anak didik sebnyak-banyaknya dengan hasil pendidikan pelatihan yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya. Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun tidak penting. Jika demikian, apa yang semula dianggap sebagai inovasi setelah diuji, baik secara teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti disebutkan semula.
Jadi yang dimaksud dengan inovasi dibidang pendidikan/pelatihan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan/pelatihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar