Tantangan dan Instruktur Peluang Balai Latihan Kerja
Pendidikan/pelatihan pada
implementasinya saat ini menghadapi banyak tantangan dan persoalan, antara lain
bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya
keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan/pelatihan yang secara komulatif
akan menuntut tersedianya sarana pendidikan/pelatihan yang memadai,
berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menuntut adannya dasar-dasar
pendidikan/pelatihan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan dengan demikian menuntut
pendidikan/pelatihan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan/pelatihan
seumur hidup (life long education). Selain itu juga akibat berkembangnya
teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan
lingkungannya , tetapi juga bisa berdampak sebagai suatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusia.
Tantangan-tantangan itu akan
terasa lebih berat karena adanya permasalahan yang datang dari luar maupun dari
dalam sistem pendidikan / pelatihan itu sendiri, antara lain sumbersumber yang
semakin terbatas dan belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien, sistem
pendidikan/pelatihan masih lemah dan tujuan masih belum jelas, kurikulum belum
sesuai, relevan, suasana belum menarik. Juga karena pengelolaan
pendidikan/pelatihan belum mantap dan belum peka terhadap perubahan dan tuntutan zaman serta belum jelas dan
belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan/pelatihan dan interpretasinya.
Tantangan dan permasalahan
yang ada memerlukan pemikiran yang mendalam dan pendekatan yang progresif harus
didahului dengan percobaan dan tidak boleh dengan dan coba-coba. Gagasan baru
yang ada harus mampu menyelesaikan masalah yang tidak terpecahkan dengan cara
tradisonal merupakan inovasi pendidikan/pelatihan.
Inovasi pendidikan/pelatihan
merupakan suatu perubahan yang secara secara kualitatif berbeda dengan yang
sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
pendidikan/pelatihan dengan peningkatan kompentisi.
Beberapa kunci inovasi pendidikan/pelatihan adalah :
Baru dalam inovasi dapat
diartikan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh
penerima inovasi, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan
tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru ialah sifat kualitatif
berbeda dari sebelumnya.
Kualitatif berarti inovasi
itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam
pendidikan/pelatihan. bukan semata-mata penjumlahan atau penambahan unsur-unsur
setiap komponen. Tindakan menambah anggaran belanja supaya lebih banyak
mengadakan murid, guru, kelas, dan sebagainya, meskipun perlu dan penting,
bukan merupakan tindakan inovasi. Akan tetapi, tindakan mengatur kembali jenis
dan pengelompokan pelajaran, sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang
sama dapat menjangkau sasaran siswa yang lebih banyak dan dicapai kualitas yang
lebih tinggi adalah tindakan inovasi.
Hal yang dimaksud dalam
definisi tadi banyak sekali, meliputi semua komponen dan aspek dalam subsistem
pendidikan/pelatihan. Hal-hal yang diperbaharui pada hakikatnya adalah ide atau
rangkaian ide. Sementara inovasi karena sifatnya, tetap bercorak mental,
sedangkan yang lain memperoleh bentuk nyata. Termasuk hal yang diperbaharui
ialah buah pikiran, metode, dan teknik bekerja, mengatur, mendidik, perbuatan,
peraturan norma, barang, dan alat.
Kesengajaan merupakan unsur
perkembangan baru dalam pemikiran para pendidik dewasa ini. Pembatasan arti
secara fungsional lebih banyak mengutarakan harapan kalangan pendidik/pelatih
agar kita kembali pada pembelajaran (learning) dan pengajaran (teaching), dan
menghindarkan diri dari pembaharuan perkakas ( gadgeteering ). Sering
digunakannya kata-kata dan dikembangkannya konsepsi-konsepsi inovasi
pendidikan/pelatihan dan kebijaksanaan serta strategi untuk melaksanakannya,
membuktikan adanya anggapan yang kuat bahwa inovasi dan penyempurnaan
pendidikan harus dilakukan secara sengaja dan berencana, dan tidak dapat
diserahkan menurut cara-cara kebetulan atau sekedar berdasarkan hobi perseorangan
belaka.
Meningkatkan kemampuan
mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi ialah kemampuan sumber-sumber
tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan
dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
Tujuan yang direncanakan
harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang ingin dicapai,
yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara keadaan
sesudah dan sebelum inovasi dilaksanakan. Sedangkan tujuan dari inovasi itu
sendiri adalah efisiensi dan efektivitas, mengenai sasaran jumlah anak didik
sebnyak-banyaknya dengan hasil pendidikan pelatihan yang sebesar-besarnya
(menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya.
Hasil inovasi tidak selamanya baik, dapat sebaliknya ataupun tidak penting.
Jika demikian, apa yang semula dianggap sebagai inovasi setelah diuji, baik
secara teori maupun praktis, tidak lagi dianggap sebagai inovasi seperti
disebutkan semula.
Jadi yang dimaksud dengan
inovasi dibidang pendidikan/pelatihan adalah usaha mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan/pelatihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar